LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAMPINGAN WIRAUSAHA KRUPUK
PANGGANG
DI DESA KARANGWANGI KECAMATAN DEPOK
KABUPATEN CIREBON
Disusun oleh:
1.
Ade
Kurniawan (114020160)
2.
Febby
Meidiyanti (114020136)
3.
M.
Sofyan Al-amin (114020127)
KELAS : MANAJEMEN D
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridoannya, kami
dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan
ini adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi UKM, mendampingi UKM
tersebut, merencanakan program dan membantu menyelesaikan masalah tersebut
serta mengembangkan usaha tersebut sebagai salah satu wujud pengabdian kami
kepada masyarakat sebagai mana yang sudah tertuang dalam point ke tiga tri
dharma perguruan tinggi.
Kami sangat
berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan
masukan–masukannya untuk kelancaran kegiatan ini. Khususnya kepada dosen pembimbing
kami, yang sangat berperan dalam pengarahan pembuatan kegiatan ini.
Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan maka kami siap menerima kritik dan saran pembaca, kritik dan saran
Anda dapat di kirim ke salah satu e-mail penulis adekurniawan19331996@gmail.com
Cirebon, 10 Oktober 2015
Penyusun
Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada
hakikatnya Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu dasar tanggung jawab
mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus
disadari betul oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta mahasiswa yang sadar
akan Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri. Karena dasar itulah kami
melakukan salah satu dari 3 point tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian
kepada masayarakat. Dalam kesempatan kali ini kami melakukan pengabdian berupa
pendampingan pada salah satu UKM yang berada di Desa Karang Wangi, Kecamatan
Depok, Kabupaten Cirebon sebagai salah satu bentuk pengabdian kita kepada
masyarakat.
Kami
melihat potensi yang besar dari usaha ini untuk berkembang dikarenakan
banyaknya peminat dari makanan ini, namun potensi tersebut terhalang oleh
adanya hambatan dari berbagai faktor yang membuat usaha ini cenderung jalan di
tempat dan tidak ada kemajuan. Adapun faktor hambatan yang membuat usaha ini
tidak berkembang adalah masalah modal yang minim, pemasaran, SDM yang terbatas
dan kecilnya kemauan dari pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya
dikarenakan beliau hanya menganggap usaha ini sebagai usaha sampingan.
Atas
dasar itulah kami memutuskan untuk mendampingi usaha ini sebagai salah satu
wujud dari pengabdian kami kepada masyarakat, karena kami melihat usaha
tersebut memiliki potensi besar untuk maju.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan kami melakukan pendampingan ini adalah :
·
Untuk meningkatkan omset penjualan
·
Menambah modal dalam proses produksi
·
Menambah varian rasa dari produk
·
Memperluas cakupan wilayah pemasaran
Manfaat
yang didapat dari pendampingan ini adalah mengangkat perekonomian dari keluarga
pelaku usaha yang kami dampingi, serta memberdayakan masyarakat sekitar untuk
dipekerjakan di usaha tersebut.
Manfaat
yang kita dapat setelah melakukan pendampingan adalah melakukan salah satu
point dalam tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat
serta manfaat lain yang diperoleh adalah kita dapat mengerti proses produksi
makanan tersebut serta menambah wawasan kami mengenai lika-liku, hambatan serta
dilema yang terjadi ketika kita membangun suatu usaha.
1.3. Lokasi dan Jangka Waktu Pelaksanaan
Lokasi
usaha kerupuk panggang ini berada di Blok Pranje, Desa Karang Wangi, Kecamatan
Depok, Kabupaten Cirebon. Sedangkan jangka waktu pelaksanaan pendampingannya
selama 3 bulan terhitung sejak 11 Oktober 2015.
1.4. Identitas Mahasiswa
Nama : Ade
Kurniawan
Tempat,
Tanggal lahir : Cirebon, 13
Mei 1996
NPM :
114020160
Kelas :
Manajemen 2D
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi,
Unswagati Cirebon
Motto Hidup : Bukan tentang seberapa lama anda hidup,
tetapi tentang seberapa banyak kebaikan yang anda lakukan. Jangan sampai ada
dan tiadanya anda didunia ini tidak ada bedanya.
Nama : Febby
Meidiyanti
Tempat,
Tanggal lahir : Cirebon, 14
Mei 1996
NPM :
114020136
Kelas :
Manajemen 2D
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi,
Unswagati Cirebon
Motto Hidup : Manusia yang paling baik adalah manusia
yang paling berguna untuk sesama.
Nama : M.
Sofyan Al-amin
Tempat,
Tanggal lahir : Cirebon, 14
Mei 1996
NPM : 114020127
Kelas :
Manajemen 2D
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi,
Unswagati Cirebon
Motto Hidup : Be the best!
BAB II. Profil Usaha
2.1. Nama dan Identitas Usaha
Nama
Usaha : “Kerupuk Panggang
MAHS”
Jenis
Usaha :
Makanan Ringan
Tempat Usaha : Blok Pranje, Desa Karang Wangi, Kec Depok, Kab
Cirebon.
Kapasitas
Produksi : 13 ball ukuran 1kg / 52 pcs
ukuran ¼ Kg
Jumlah
Tenaga Kerja : 2 Orang
Promosi
/ pemasaran : Dari mulut ke mulut
2.2. Sejarah Usaha
Usaha kerupuk panggang ini mulai
dirintis berkisar pada tahun 1994. Pada awal didirikannya usaha ini karena
coba-coba dan dilandasi oleh keinginan sang pemilik usaha mengisi waktu luang
disela-sela kegiatannya sebagai guru. Karena alasan itulah sang pemilik mulai
berfikir bagaimana cara menambah penghasilan dengan kegiatan yang bisa
dilakukan pada waktu senggang namun tetap menghasilkan keuntungan yang bisa dijadikan topangan ekonomi keluarga.
Pada saat proses berfikirnya, terlintas
difikiran ibu aas (Istri Pemilik Usaha Kerupuk MAHS) untuk mencoba membuat
produk makanan yang banyak disukai di daerahnya namun dengan bahan-bahan
sederhana serta dapat dimakan untuk cemilan maupun makanan pendamping nasi.
Akhirnya setelah berkali-kali berfikir ibu Aas memutuskan untuk membuat kerupuk
dari bahan tepung tapioka yang banyak ditemukan didaerahnya dan dapat dibeli
hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.500 pada waktu itu.
Namun perencanaan usaha kerupuk
panggang ini tidak berjalan mulus, berkali-kali resep yang digunakan untuk
membuat produk tersebut gagal karena menghasilkan produk yang tidak sesuai
dengan keinginan dari ibu Aas.
Namun setelah berkali-kali mencoba dan tidak
mengenal kata menyerah, pada percobaan ke empat resep yang digunakan ibu
berhasil dan menghasilkan produk dengan cita rasa, bentuk dan kerenyahan yang
pas.
Setelah menemukan resep yang pas,
ibu Aas mulai memproduksi kerupuk panggang dengan nama produk “Kerupuk Panggang
MAHS”, brand tersebut diambil karena proses pembuatan kerupuk ini dipanggang
terlebih dahulu sebelum digoreng dan nama MAHS sendiri berasal dari singkatan
nama sang empunya usaha yaitu Muhammad Abu Hasan Syadili.
Pada awalnya ibu Aas hanya memproduksi 1 Kg adonan
yang hanya bisa menghasilkan kerupuk seberat 1,3 Kg. Bukan tanpa alasan ibu
memproduksi kerupuk panggang sedikit, ibu memproduksi sedikit dikarenakan pada
awal berdirinya usaha tersebut ibu hanya memasarkan produknya ke tetangga dan
saudara yang berada dekat dengan rumahnya, dan produknya belum terkenal keluar
daerahnya karena minimnya pengiklanan yang dilakukan ibu.
Seiring dengan berjalannya waktu,
seiring dengan banyaknya mulut yang berbicara, produk kerupuk panggang ini
sudah mulai terkenal, bahkan pernah ada yang membawa kerupuk ibu ke Brunai
Darussalam. Namun yang kami sayangkan adalah ketidak adanya kemauan ibu untuk
menambah modal produksinya dikarena mereka masih takut dan sangat berhati-hati
untuk meminjam dana modal ke bank.
2.3. Aspek Pemasaran
Jika dilihat dari aspek pemasaran,
kami melihat produk kerupuk panggang ini masih belum memiliki pangsa pasar yang
luas, dikarenakan sang pemilik usaha krupuk panggang ini hanya memasarkan
produknya disekitar rumahnya saja, dan itupun hanya mengandalkan promosi
melalui mulut ke mulut, bukan melalui brosur, media sosial, penyedia jasa
advertisement maupun dari pameran dan sebagainya.
Hal itulah yang menyebabkan
kurangnya pangsa pasar kerupuk ini, padahal jika dilihat dari rasa dan kualitas
produk kerupuk panggang MAHS ini, kami merasa produk tersebut memiliki potensi
besar untuk dikembangkan dan bisa dijadikan sebagai salah satu makanan khas
dari Cirebon dan bisa dijadikan sebagai oleh-oleh dari kota udang ini.
2.4. Aspek Produksi
Jika dilihat dari aspek
produksi, usaha kerupuk panggang MAHS ini hanya melakukan produksi 1 minggu
sekali pada hari-hari biasa, namun bila mendekati hari-hari besar, proses
produksi bisa dilakukan setiap hari.
Masalah yang ada pada aspek produksi
adalah terkendala pada cuaca, mengingat produk ini mengandalkan sinar matahari
pada proses penjemurannya, bila cuaca sedang musim penghujan tak jarang usaha
ini memilih untuk tidsk memproduksi kerupuk dikarenakan hasil yang kurang
maksimal bila tetap memaksakan produksi.
Sebenarnya masalah produksi ini
dapat diatasi bila pemilik memiliki oven untuk mengeringkan adonannya, namun
lagi-lagi masalah modal yang membatasi mereka untuk mengembangkan usahanya.
2.5. Aspek Keuangan
Selama
ini usaha kerupuk panggang MAHS masih menggunakan modal yang berasal dari
tabungan sehari-hari, modal yang digunakan hanya bisa untuk memenuhi bahan baku
seperti tepung tapioka, tepung beras, ketumbar dll. Modal yang dimiliki belum
cukup untuk membeli alat yang lebih modern, apalagi untuk mempekerjakan
pegawai.
Perputaran keungan di usaha ini pun
masih tergolong tradisional, tidak ada pencatatan yang benar mengenai
pengeluaran dan pemasukan dalam usaha ini sehingga sulit utuk mengetahui kemana
saja uang keluar dan masuk dalam usaha ini.
2.6. Aspek Sumber Daya Manusia
Usaha ini berlandaskan
sistem kekeluargaan yang sangat erat sehingga dalam produksinya hanya
melibatkan anggota keluarganya saja. Pemilik usaha ini merangkap sebagai
pegawai juga dikarenakan minimmya modal dan keengganan pemilik usaha untuk
meminjam modal ke bank.
Usaha ini sulit berkembang juga
dikarenakan sang pemilik usaha yang juga merangkap sebagai pegawai, sejatinya
adalah seorang PNS atau guru disalah satu SMP di Cirebon, hal ini menyebabkan
terbatasnya SDM ketika ingin produksi pada hari kerja.
BAB III. Permasalahan
3.1. Pemasaran
Permasalahan
yang dihadapi usaha kerupuk panggang ini dibidang pemasaran adalah sempitnya
pangsa pasar yang dimiliki oleh UMKM ini. Hal itu dikarenakan belum optimalnya
periklanan dan juga terbatasnya jumlah produk yang bisa mereka produksi.
Produk
kerupuk panggang ini hanya dipasarkan disekitar rumah, warung-warung kecil
milik tetangga dan yang paling jauh hanya ke beberapa daerah diluar kota itupun
karena konsumen yang mengambil produk tersebut sendiri ke tempat produksinya,
bukan karena pemasaran produk ini yang sudah luas.
Padahal
jika ditilik lebih dalam lagi, produk ini memiliki potensi yang kuat untuk
berkembang bila konsep pemasaran yang benar diterapkan kepada usaha kerupuk
ini, hal inilah yang menjadi salah satu fokus utama kami dalam membantu UMKM
ini.
3.2. Produksi
Dalam
produksi, permasalahan yang dihadapi usaha kerupuk panggang ini terletak pada
keterbatasan jumlah biaya produksi, dan juga terkendala masalah cuaca bila
sedang musim penghujan. Hal ini dikarenakan minimnya modal awal dan juga produk
ini merupakan produk tradisional yang masih mengandalkan sinar matahari yang
menjadi salah satu faktor pendukung dalam berhasil atau tidaknya produk
tersebut.
Mau
tidak mau, suka tidak suka faktor cuaca sangat berpengaruh pada jumlah dan
hasil produksi usaha ini dimusim hujan, tak jarang hasil kerupuk yang
diproduksi tidak sesuai dengan standard kualitas yang diterapkan pada usaha
ini, sehingga tak jarang produk yang mereka haslkan tidak dilepas kepasaran
dikarenakan kualitas yang dikhawatirkan dapat merusak kepercayaan pelanggan.
3.3. Keuangan
Sebenarnya
masalah keuangan yang dihadapi usaha ini adalah masalah klasik yang hampir
dihadapi oleh sebagian besar UMKM, yaitu masalah modal. Bantuan dana pemerintah
yang tak kunjung terealisasi serta adanya ketakutan bila meminjam uang dari
bank kian memperburuk masalah ini.
Kesulitan
usaha kecil mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan
kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan sumber modal sangat
banyak dan beragam. Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang
dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun untuk bermitra dengan bank,
usaha kecil dituntut menyajikan proposal usaha yang feasible atau layak usaha
dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan usaha kecil
harus bankable alias dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah persoalannya. Akibat
bank berlaku prudent atau hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil untuk
mengakses sumber modal.
3.4. Sumber Daya Manusia
Permasalahan
yang terletak pada faktor sumber daya manusia adalah masalah terbatasnya
pegawai, dimana saat ini sang pemilik dan istrinya juga merangkap sebagai
pegawai, dengan kata lain usaha ini tidak memiliki pegawai yang sebenarnya.
Bukannya tidak mau mempekerjakan pegawai, alasan mereka tidak mempekejakan
pegawai lagi-lagi dikarenakan alasan klasik yaitu masalah modal.
Selain
dikarenakan tidak memiliki pegawai, sang pemilik dan istrinya juga hanya bisa
memproduksi produk ketika jam-jam santai mereka, sehingga ini menjadikan suatu
kendala, dikarenakan ketika mereka tidak memiliki jam santai itu artinya tidak
ada SDM yang memproduksi kerupuk panggang ini dan itu berakibat pada tidak
stabilnya stok barang yang ada.
BAB IV. Rencana Program Kerja
4.1. Bidang Pemasaran
Rencana program kerja yang akan kami
lakukan dalam bidang pemasaran meliputi :
·
Melakukan kerjasama pemasaran
Kami
berencana untuk melakukan kerjasama pemasaran denga kios-kios dipasar,
warumg-warung maupun kedai-kedai makanan yang menyediakan kerupuk sebagai
oleh-oleh, camilan, maupun makanan pendamping dari produk yang mereka jual
seperti pedagang baso dll. Karena kami melihat kebiasaan orang Indonesia yang
sering memakan kerupuk sebagai makanan pendamping maupun camilan disaat santai.
·
Membantu memasarkan dengan kemasan
ekonomis
Kami
juga berencana untuk mengemas kerupuk panggang ini dalam berbagai ukuran,
terutama yang menjadi fokus utama kami adalah kemasan ekonomis. Karena menurut
pengamatan kami kemasan ekonomis adalah kemasan yang paling banyak diminati
masyarakat karena disamping harganya terjangkau, juga mudah untuk dihabiskan
saat itu juga.
4.2. Bidang Produksi
Rencana kami dalam
bidang produksi antara lain :
·
Modernisasi mesin
Bukan
tanpa alasan kami mengusulkan untuk memodernisasi mesin produksi pada usaha
ini, kami melihat usaha ini sering terhambat untuk memproduksi kerupuk bila
sedang tidak ada sinar matahari yang terik.
Oleh
karena itu kami memasukkan modernisasi mesin berupa membeli mesin oven untuk
memperkecil resiko terhentinya produksi pada musim penghujan.
·
Menambah jumlah kapasitas produksi
Ini
juga menjadi salah satu fokus perhatian kami, untuk memperluas segmen pasar,
tentu saja juga diperlukan jumlah produk yang memadai. Ini menjadi sebuah hal
yang berkaita, bagaimana bisa sebuah usaha maju dan memiliki wilayah pemasaran
yang luas bila kapasitas peoduksinya saja hanya dapat memenuhi wilayah
pemasaran yang kecil. Makadari itu kami akan mencoba untuk menambah kapasitas
produksi dengan menambah bahan material yang diproduksi.
4.3. Bidang Keuangan
Rencana kami dalam bidang keuangan
antar lain :
·
Menawarkan pinjaman dari bank
Masalah
modal adalah masalah yang paling menjati titik perhatian kami dalam mendampingi
UMKM ini. Bagaimana tidak, modal adalah
salah satu gerbang pembuka dari pemecahan masalah yang ada di UMKM ini, bila
masalah modal sudah teratasi kami merasa akan lebih mudah untuk memeahkan
masalah lain seperti produksi, pemasaran dan sumberdaya manusia.
Hal-hal
yang kami rencanakan dalam bidang ini antara lain menjelaskan bahwa peminjaman
uang ke bank tidak serumit apa yang mereka bayangkan selama ini, dan juga beban
bunga tidak terlalu memberatkan, tidak seperti halnya bila mereka meminjam uang
ke rentenir.
·
Membantu menghitung pengeluaran dan
pemasukan
Keuangan adalah hal yang paling sentral dari setiap usaha,
bisa dibilah keuangan adalah jantungnya usaha. Oleh karena itu harus jelas
pencatatan pemasukan dan pengeluarannya. Maka kami berencana untuk membantu
mencatat pemasukkan dan pengeluaran usaha tersebut apabila mereka berkenan dan
mereka merasa hal itu perlu untuk dilakukan.
4.4. Bidang Sumber Daya Manusia
Rencana kami dalam
bidang SDM adalah :
·
Menawarkan kepada pemilik usaha untuk
menambah karyawan
Menambah
karyawan kami rasa juga merupakan suatu hal yang penting dikarenakan berkaitan
dengan jumlah produksi yang dihasilkan usaha ini, dan bila sang pemilik usaha
tidak bisa memproduksi masih ada SDM yang bisa memproduksi kerupuk panggang
tersebut. Lain halnya apabila usaha ini tidak mempunyai pegawai dan hanya
mengandalkan jam santai sang pemilik usaha unuk memproduksi kerupuk, usaha ini
akan berhenti memproduksi apabila sang pemilik usaha benar-benar sibuk dan
tidak memiliki waktu senggang.
BAB V. Penutup
Berdasarkan masalah-masalah yang
telah kami ketahui dilapangan serta berdasarkan perencanaan yang telah kami
buat, kami menyimpulkan masalah yang paling menghambat berkembangnya usaha ini
adalah masalah modal, itu dikarenakan kesulitan usaha kecil mengakses
sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber
modal tersebut. Serta banuan terhadap UMKM yang dijanjikan oleh pemerintah pun
belu sampai kepada UMKM ini.
Namun
kami melihat banyak peluang yang kami dapat ambil untuk membantu mengembangkan
usaha ini. Dengan semua perencanaan yang kami buat dan apabila didukung dengan
adanya kemauan dari pemilik usaha dan semua pihak yang terkait kami yakin akan
berhasil dalam proses pendampingan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar